Indikasi
Asma dan penyakit paru obstruksi kronis. (2) Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Cara pemberian : 1. Oral : dapat digunakan bersama dengan makanan maupun tidak 2. Intravenous: * Dapat diberikan dengan injeksi lambat IV bolus atau dapat diberikan dengan IV infus * Jangan dicampur dengan obat lain didalam syringe * Hindari penggunaan obat-obat yang tidak stabil dalam suasana asam bersamaan dengan aminofilin * Jangan digunakan jika terdapat kristal yang terpisah dari larutan * Jangan digunakan jika larutan tidak jernih. (2) Dosis : Dewasa : Asma akut berat yang memburuk dan belum mendapat terapi dengan Teofilin. Injeksi IV pelan : 250-500mg (5 mg/kg) (diinjeksikan lebih dari 20 menit) dengan monitoring ketat, selanjutnya dapat diikuti dengan dosis pada asma akut berat. Dewasa : Asma akut berat : IV infus 500 mcg/kg/jam (dengan monitoring ketat) disesuaikan dengan konsentrasi plasma Teofilin. Anak-anak : Asma akut berat yang memburuk dan belum mendapat terapi dengan Teofilin. Injeksi IV pelan : 5 mg/kg (diinjeksikan lebih dari 20 menit) dengan monitoring ketat, selanjutnya dapat diikuti dengan dosis pada asma akut berat. Anak-anak : Asma akut berat: IV infus: anak usia 6 bulan - 9 tahun 1mg/kg/jam anak usia 10 - 16 tahun 800 mcg/kg/jam disesuaikan dengan konsentrasi teofilin dalam plasma. (7) Farmakologi Absorpsi : Oral, tablet: waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kadar puncak 10 mcg/mL (range 5-15 mcg/mL) adalah 1-2 jam setelah pemberian dosis 5mg/kg pada dewasa. Adanya makanan tidak mempengaruhi absorpsi.2 Distribusi : Vd: 0.45 L/kg (range 0.3 L/kg-0.7 L/kg). Protein binding: 40%, khususnya dengan albumin. (2) Metabolisme : Hepatic; isoenzyme P450 CYP1A2, CYP2E1, CYP3A3; pasien lebih dari 1 tahun, 90% metabolisme terjadi di hati. Metabolit aktif: 3-methylxanthine; caffeine (tidak ditemukan pada pasien dewasa, diduga dapat terakumulasi pada neonatus dan dapat menyebabkan efek farmakologi). (2) Ekskresi : Pada ginjal: (pasien dengan usia lebih dari 3 tahun), 10% tidak berubah; (neonatus), 50% tidak berubah. Teofilin, terdialisis pada hemodialysis; tidak terdialisis pada peritoneal dialysis. 3-methylxanthine, Ginjal: (pasien dengan usia lebih dari 3 tahun), merupakan rute utama. (2) Stabilitas Penyimpanan Sediaan oral: Tablet harus di simpan pada suhu ruang 20°C-25°C, terlindung cahaya dan lembab. Sediaan parenteral: Simpan pada suhu 15°C-30°C, terlindung dari cahaya. Simpan dalam kardus sampai pada waktu ingin digunakan. Aminofilin merupakan larutan yang stabil pada suhu ruangan. Pada pH 3.5-8.6, stabilitas dalam suhu kamar pada konsentrasi tidak kurang dari 40 mg/mL dapat dijaga hingga 48 jam. Stabilitas Aminofilin dalam plastic syringes ± 5 jam. Aminofilin bersifat basa (pH sekitar 8.8) sehingga memiliki kecenderungan untuk meluluhkan plastik dan karet, oleh karena itu tidak direkomendasikan penyimpanan dalam plastic syringes dalam waktu lama. (2) Larutan tidak boleh digunakan bila terjadi perubahan warna atau bila terbentuk kristal. (4) Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap teofilin dan ethylendiamine. (2) Efek Samping Efek samping yang sering terjadi : Saluran cerna : diare, mual dan muntah; Neurologi : pusing, sakit kepala, insomnia, dan tremor; Renal : diuresis; Efek samping serius : Cardiovascular : Atrial fibrilasi, Bradiaritmia apabila administrasi terlalu cepat dapat menyebabkan Cardiac arrest, Takiaritmia Dermatologic : Erythroderma; Gastrointestinal : Necrotizing enterocolitis in fetus OR newborn; Immunologic : Immune hypersensitivity reaction; Neurologic : perdarahan pada intracranial, kejang. (2) Interaksi Dengan Obat Lain : Obat-obat yang dapat meningkatkan kadar Teofilin: Propanolol, Allopurinol (>600mg/day), Erythromycin, Cimetidin, Troleandomycin, Ciprofloxacin (golongan Quinolon yang lain), kontrasepsi oral, Beta-Blocker, Calcium Channel Blocker, Kortikosteroid, Disulfiram, Efedrin, Vaksin Influenza, Interferon, Makrolida, Mexiletine, Thiabendazole, Hormon Thyroid, Carbamazepine, Isoniazid, Loop diuretics. Obat lain yang dapat menghambat Cytochrome P450 1A2, seperti: Amiodaron, Fluxosamine, Ketoconazole, Antibiotik Quinolon). (4) Obat-obat yang dapat menurunkan kadar Teofilin: Phenytoin, obat-obat yang dapat menginduksi CYP 1A2 (seperti: Aminoglutethimide, Phenobarbital, Carbamazepine, Rifampin), Ritonavir, IV Isoproterenol, Barbiturate, Hydantoin, Ketoconazole, Sulfinpyrazone, Isoniazid, Loop Diuretic, Sympathomimetics. (4) Dengan Makanan : Hindari konsumsi Caffein yang berlebihan. Hindari diet protein dan karbohidrat yang berlebihan. Batasi konsumsi charcoal-broiled foods. (4) Pengaruh - Terhadap Kehamilan : Termasuk dalam kategori C. (2) Teofilin dapat melewati plasenta, efek obat yang tidak dikehendaki dapat terlihat pada bayi yang baru lahir. Metabolisme Teofilin dapat mengalami perubahan selama kehamilan sehingga perlu dilakukan pemantauan kadar Teofilin dalam darah. (4) - Terhadap Ibu Menyusui : Tereksresi pada air susu. American Academy of Pediatrics menyatakan "compatible with breastfeeding".2,4 Pengaruh terhadap bayi kecil. (2) - Terhadap Anak-anak : Neonatus (term and premature), anak - anak dibawah satu tahun mengalami penurunan clearance; risiko terjadinya "fatal theophylline toxicity" meningkat.(2) - Terhadap Hasil Laboratorium : Teofilin menyebabkan reaksi positif palsu terhadap peningkatan kadar asam urat apabila diukur dengan menggunakan metode Bittner atau Colorimetric tetapi tidak demikian halnya apabila diukur dengan menggunakan metode Uricase. Penelitian in vitro yang telah dilakukan dengan metode pengukuran menggunakan spektrofotometri menunjukkan peningkatan palsu kadar teofilin dalam darah akibat pengaruh penggunaan furosemide, sulfathiazole, fenilbutazon, probenesid, theobromin, kafein, coklat, dan asetaminofen. Tidak demikian halnya apabila metode pengukuran yang digunakan adalah HPLC.3 Parameter Monitoring 1. Penurunan gejala asma 2. Test fungsi paru 3. Serum Teofilin (rentang normal: 10-20 mcg/mL). (2) Bentuk Sediaan Tablet 225 mg, Ampul 10ml (5,6) Peringatan 1.usia: neonatus (term and premature), anak - anak dibawah satu tahun, usia lanjut (lebih dari 60 tahun) mengalami penurunan clearance; risiko terjadinya "fatal theophylline toxicity" meningkat. 2.active peptic ulcer; memperparah ulcer 3.cardiac arrhythmias (tidak termasuk bradiaritmia);memperparah keadaan 4.penggunaan obat lain yang menghambat atau mempengaruhi metabolisme teofilin ; meningkatkan risiko terjadinya efek samping yang serius dan potensi efek samping yang fatal 5.congestive heart failure; mengurangi clearance teofilin, meningkatkan risiko terjadinya efek samping yang serius dan potensi efek samping yang fatal akibat keracunan teofilin 6.peningkatan dosis harus didasarkan pada kadar puncak theophyllin pada saat steady state 7.demam; 102 derajat Fahrenheit (38.8 derajat celcius) atau lebih yang terjadi selama 24 jam (atau bahkan lebih), atau peningkatan suhu yang lebih rendah yang terjadi selama periode waktu yang lama, penurunan clearance teofilin, meningkatkan risiko terjadinya efek samping yang serius dan potensi efek samping yang fatal akibat keracunan teofilin 8.hipotiroid;menurunkan clearance teofilin, meningkatkan risiko terjadinya efek samping yang serius dan potensi efek samping yang fatal akibat keracunan teofilin (8). hipotiroid;menurunkan clearance teofilin, meningkatkan risiko terjadinya efek samping yang serius dan potensi efek samping yang fatal akibat keracunan teofilin 9.penyakit hati, sirosis, hepatitis akut; mengurangi clearance teofilin, meningkatkan risiko terjadinya efek samping yang serius dan potensi efek samping yang fatal akibat keracunan teofilin 10. Pulmonary edema (acute) atau cor pulmonale, mengurangi clearance teofilin, meningkatkan risiko terjadinya efek samping yang serius dan potensi efek samping yang fatal akibat keracunan teofilin 11. Kejang memperparah kondisi yang sedang terjadi 12. Sepsis dengan kelainan multi-organ, mngurangi clearance teofilin, meningkatkan risiko terjadinya efek samping yang serius dan potensi efek samping yang fatal akibat keracunan teofilin Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus - Informasi Pasien Oral: Kegunaan obat : Penggunaan obat: sesuai yang dianjurkan doker; dapat diminum pada saat perut kosong atau bersama makanan. Bila diminum pada saat perut kosong, maka seterusnya diminum pada saat perut kosong, bila diminum bersama makanan maka seterusnya diminum bersama makanan. Bila lupa minum obat: Gunakan secepatnya pada saat ingat. Bila saat ingat, sudah hampir waktunya untuk minum dosis berikutnya, maka tidak perlu minum dosis sebelumnya, cukup minum dosis berikutnya. Jangan mendobel dosis. Penyimpanan obat : Tanyakan pada dokter atau apoteker mengenai obat dan makanan lain yang perlu dihindari. Konsultasikan ke dokter bila terjadi efek samping. (2) Injeksi Obat dan makanan apa yang harus dihindari. Beritahukan pada dokter obat, makanan, vitamin atau herbal apa saja yang sedang digunakan. Bila mengalami efek samping, beritahukan pada dokter. (2) Mekanisme Aksi Teofilin, sebagai bronkodilator, memiliki 2 mekanisme aksi utama di paru yaitu dengan cara relaksasi otot polos dan menekan stimulan yang terdapat pada jalan nafas (suppression of airway stimuli). Mekanisme aksi yang utama belum diketahui secara pasti. Diduga efek bronkodilasi disebabkan oleh adanya penghambatan 2 isoenzim yaitu phosphodiesterase (PDE III) dan PDE IV. Sedangkan efek selain bronkodilasi berhubungan dengan aktivitas molekular yang lain. Teofilin juga dapat meningkatkan kontraksi otot diafragma dengan cara peningkatan uptake Ca melalui Adenosin-mediated Chanels.2 Monitoring Penggunaan Obat 1.Perbaikan pada gejala asma, 2.Tes fungsi paru, 3.Rentang terapeutik teofilin adalah 10 sampai 20 mcg/mL, 4.Serum teofilin (ambil sampel darah pada waktu kadar puncak yang diharapkan); setelah awal pemberian terapi, sebelum dosis ditingkatkan, jika tanda terjadinya toksisitas Teofilin muncul,atau dengan terjadinya perubahan status penyakit atau terapi obat. (2) Daftar Pustaka Martindale 35th edition MICROMEDEX AHFS 2006 p.3548 Drug Information Handbook International ISO volume 41 tahun 2006 MIMS 105th edition 2006/2007 BNF 51th edition |
0 komentar:
Posting Komentar